Penadaran (29/09/2025) Anomali cuaca yang terjadi pada tahun ini membawa dampak berbeda bagi para petani, khususnya petani jagung di Desa Penadaran. Jika pada tahun-tahun sebelumnya musim tanam jagung baru dimulai sekitar Oktober-November, kali ini sebagian besar petani justru sudah mulai menanam sejak September, bahkan ada yang lebih awal pada bulan Agustus. Pergeseran ini membuat musim tanam jagung maju lebih cepat dari biasanya.
Musim tanam jagung ketika musim hujan tiba umumnya dikenal sebagai Musim Tanam I atau musim tanam utama (rendeng). Musim ini biasanya berlangsung pada periode November-Maret. Namun, akibat adanya perubahan pola iklim, petani di Desa Penadaran telah memulai musim tanam lebih awal dari jadwal normal.
Mayoritas petani jagung di Desa Penadaran menggarap lahan di kawasan hutan. Mereka memanfaatkan kondisi cuaca yang berbeda ini untuk segera menanam dengan harapan panen dapat diperoleh lebih cepat. Bagi petani, langkah ini tidak hanya sekadar strategi untuk bertahan, tetapi juga menjadi bentuk nyata adaptasi terhadap dinamika iklim yang kian sulit diprediksi.
Fenomena anomali cuaca ini sejalan dengan siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat, 12 September 2025. BMKG menyampaikan bahwa musim hujan 2025/2026 di Indonesia diperkirakan datang lebih awal dibandingkan kondisi normal. Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, dan secara bertahap akan meluas ke berbagai daerah pada periode September hingga November.
Kondisi ini tentu menjadi peluang bagi petani di Desa Penadaran dan mereka optimistis hasil panen akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Musim tanam yang lebih awal diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas jagung, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal (Korespondensi: J. Windhandini)
Susanto
16 September 2025 10:58:31
Masaallah luar biasa tak sawang sawang kok ada ustd UJ ya apa masih krabat nya atau ponakan nya UJ...